-
Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada
bulan Maret 2018 mengalami kenaikan dibandingkan bulan Februari 2018,
yaitu dari US$724,67 juta menjadi US$758,65 juta atau naik sebesar 4,69
persen. Namun bila dibandingkan dengan bulan Maret 2017, ekspor Sumatera
Utara mengalami penurunan sebesar 8,72 persen.
- Kenaikan terbesar
nilai ekspor Sumatera Utara pada Maret 2018 terhadap Februari 2018
terjadi pada golongan kopi, teh, rempahrempah (HS 09) sebesar US$14,02
juta (54,38%) diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40)
sebesar US$8,32 juta (7,7%) dan buah-buahan (HS 08) sebesar US$6,15 juta
(43,14%).
- Ekspor ke Amerika Serikat pada Maret 2018 merupakan
yang terbesar yaitu US$100,16 juta, diikuti Tiongkok sebesar US$92,37
juta dan India sebesar US$48,60 juta dengan kontribusi ketiganya
mencapai 31,78 persen.
- Menurut kelompok negara tujuan ekspor pada
Maret 2018, kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan
nilai US$239,87 juta (31,59 persen).
IMPOR
- Nilai impor
melalui Sumatera Utara bulan Maret 2018 atas dasar CIF (cost, insurance
& freight) sebesar US$399,37 juta, atau naik sebesar 3,70 persen
dibandingkan bulan Februari 2018 yang mencapai US$385,11 juta. Bila
dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor
mengalami kenaikan sebesar 14,86 persen.
- Nilai impor bulan Maret
2018 dibanding bulan Februari 2018, barang modal naik sebesar 26,67
persen, bahan baku/penolong naik sebesar 2,00 persen, dan barang
konsumsi turun sebesar 7,32 persen.
- Pada Maret 2018, golongan
barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah
mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar US$18,30 juta (48,71%),
sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar
yaitu golongan bahan kimia anorganik (HS 28) sebesar US$16,08 (-48,16%).
- Nilai impor bulan Maret 2018 dari Tiongkok merupakan yang
terbesar yaitu US$111,14 juta dengan perannya mencapai 27,83 persen dari
total impor Sumatera Utara, diikuti Singapura sebesar US$63,01 juta
(15,78%), dan Malaysia sebesar US$45,60 juta (11,42%)