Lubuk Pakam, Rabu, 11 September 2024 – Badan Pusat Statistik (BPS) terus melakukan inovasi dalam memodernisasi proses bisnis statistik melalui kegiatan Ground Truth untuk Pengembangan Mixed Method. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, dan merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja yang telah berlangsung sejak hari sebelumnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Kepala BPS Kabupaten Deli Serdang, Herman, S.E., M.Si., bersama Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS RI, Dr. Kadarmanto, M.A., serta Kepala Bagian Umum dan Pranata Komputer Ahli Madya BPS Provinsi Sumatera Utara, Rahmat Gustiar, S.Si., M.Si., dan Fadjar Wahyu Tridjono, S.Si., M.M. Kegiatan ini melibatkan pengambilan titik koordinat sebagai bagian dari metode Mixed Method oleh tim BPS, dengan didampingi Kepala Desa Sekip, Rahmat.
Pengambilan titik koordinat dilakukan di dua sub segmen dari dua segmen yang berada di Desa Sekip dan Tanjung Garbus. Titik-titik ini bertujuan untuk mengamati kondisi sawah di lapangan dan mencocokkannya dengan citra satelit yang tersedia. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa topografi yang terlihat pada citra satelit benar-benar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
Dalam kegiatan ini, BPS juga memanfaatkan big data dengan teknologi Earth Observation (EO) untuk perhitungan data beras. Pemanfaatan teknologi EO ini menjadi bagian dari upaya modernisasi proses bisnis statistik di BPS. Selain itu, data dari Kerangka Sampel Area (KSA) juga digunakan untuk mendukung pengembangan model machine learning yang berperan dalam penghitungan data beras.
Untuk memastikan kualitas model yang dikembangkan, diperlukan kajian komprehensif, termasuk kegiatan validasi lapangan atau Ground Truth di wilayah yang representatif dan mampu mewakili karakteristik lahan sawah. Kegiatan Ground Truth ini melibatkan tenaga organik BPS di tingkat kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan target kuantitas lokasi yang lebih optimal. Hal ini dilakukan agar data yang dikumpulkan dapat dipastikan akurat dan dapat diandalkan dalam pengembangan metode penghitungan data beras berbasis teknologi modern.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, BPS berharap dapat meningkatkan akurasi data serta memberikan dampak positif bagi penyusunan kebijakan pertanian di masa mendatang.